SBY Kukuhkan Paskibraka
Teguh Trisartono-Jakarta,
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berharap anggota Paskibraka 2009 kelak bisa melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.
Demikian disampaikan oleh SBY dalam pengukuhan peserta Paskibraka yang akan menjadi tim pengibar bendera di HUT ke-64 RI di Istana Merdeka yang akan berlangsung besok pagi. Pengukuhan berlangsung di Istana Negara.
Acara ini pengukuhan, Minggu, 15 Agustus 2009, dimulai dengan mengumandangkan Lagu Indonesia Raya, yang dilanjutkan dengan mengheningkan cipta. SBY bertindak sebagai pembina upacara. Pengukuhan ditandai dengan penyematan lencana secara simbolis oleh SBY, sebelumnya para paskibra mengucap ikrar.
Dalam sambutannya, SBY berpesan agar para paskibraka 2009 dapat melakukan tugas dengan baik, sebab menjalankan tugas negara yang bersejarah dan selalu dikenang. Dia juga berpesan agar para paskibraka terus mengobarkan jiwa patriotisme, cinta tanah air terhadap bangsa dan negara.
"Hari ini kalian ini memasuki lembaran sejarah baru, tonggak baru. Sebab, sebentar lagi kalian akan mengemban tugas yang bersejarah, mulia dan penuh kebanggaan. Teruslah memiliki semangat jiwa gigih dan tidak mudah menyerah. Ke depan, kalian benar-benar bisa mengukir perjalanan karir yang baik, kelak menjadi putra putri yang unggul, dalam cabang profesi apapun, baik di pusat dan di daerah," tambah dia.
Para paskibraka ini berjumlah 66 orang, akan bertugas pada upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 64 pada 17 Agustus 2009 di Istana Merdeka dan Istana Negara. Mereka yang terpilih bertugas akan diumumkan pada 17 Agustus, sebelum pelaksanaan upacara. Kemudian tim lainnya akan terpilih untuk melakukan upacara penurunan Sang Merah Putih, pada sore harinya.
Paskibraka adalah utusan dari 33 propinsi di seluruh Indonesia. Setiap propinsi mengirim 1 orang perwakilan putra dan putri. Anggota pengibar bendera rata-rata pelajar SMU kelas I dan kelas II yang berusia 16-18 tahun dan lulus seleksi yang diadakan oleh Tim seleksi daerah masing-masing.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah kesehatan jasmani dengan tinggi badang putra minimal 170 cm dan maksimal 175 cm, tinggi putri minimal 165 cm dan maksimal 170 cm. Anggota paskibraka juga belum pernah menjadi anggota pengibar bendera di tingkat nasional maupun daerah.
Anggota paskibraka mengikuti pendidikan dan pelatihan persiapan Paskibraka pada 23 Juli hingga 20 Agustus 2009 di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Cibubur dan halaman Istana Merdeka Jakarta.
Pengukuhan ini juga dihadiri oleh Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Pendikan Nasional Bambang Sudibyo, Menkominfo M. Nuh, Menpora Adhyaksa Dault, Panglima TNI Djoko Santoso.
Selama ini kita merasa bahwa 64 tahun kita merdeka adalah lepas dari segala bentuk penjajahan. eit, jangan terburu-buru...
Tidak sadarkah anda bahwa di setiap sudut kehidupan kita telah dijajah secara halus nan transparan? Coba anda sadari baik-baik..
Dari hal yang paling kecil saja, yaitu cara berpakaian. Sudah banyak diikuti oleh kaum muda ataupun tua mode-mode pakaian barat yang lebih menunjukkan aurat tubuh. Hal semacam ini sekarang dianggap sebagai trend atau mode masa kini. Padahal, justru sebenarnya kita ini dijajah.
Selain itu budaya hidup yang banyak dijalani masyarakat kita. Pergaulan bebas, serta kehidupan yang lux.
Dari sisi yang lebih luas. Kita ini sedang mengalami krisis ekonomi. Dan negara-negara maju beramai-ramai membangun investasi di negara kita dengan bebas. Padahal ini jelas merugikan negara kita sebagai bentuk penjajahan yang sangat halus.
Apakah Ini semua mencerminkan jiwa kebangsaan kita? Mana harga diri kita?? Dimana jiwa kebangsaan kita?? Katanya kita ini bangsa yang bersuku-suku? Katanya kita ini memiliki beragam
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
Sudah sepantasnyalah kita sebagai bangsa Indonesia bersyukur atas anugrah dan rahmtanya yang amat besar, yaitu kemerdekaan bangsa ini. Tentunya semuanya atas perjuangan serta keringan dan darah dari para kusuma bangsa kita. oleh karena itu marilah kita jangan melupakan jasa-jasa dari para pahlawan kita. Dan marilah berupaya menjaga arti kemerdekaan itu sendiri dengan sebenar-benarnya.